Minggu, 07 Desember 2014

Ilmu Sosial Dasar : Pemuda dan Perkembangan Teknologi


PERAN TEKNOLOGI BAGI PERKEMBANGAN GENERASI YANG BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah.Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
sejak dahulu teknologi sudah ada dan manusia sudah menggunakan teknologi. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera.Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:

*     proses yang meningkatkan nilai tambah
*     produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
*     Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi dunia terhadap pengembangan teknologi
Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi.Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia.Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi dunia terhadap pengembangan teknologi.


1.2  Rumusan Masalah

“Apa Itu Teknologi ?”
“Apa peran teknologi bagi generasi yang berkarakter ?”

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi

Teknologi berasal dari bahasa Yunani, tekhnologia (tekhno: seni atau pekerjaan tangan; logia: area studi), sehingga secara harfiah berarti studi atau ilmu pekerjaan tangan. Teknologi dapat mengacu pada beberapa hal, yakni
  1. aplikasi (penerapan) peralatan dan metode untuk proses produksi
  2. metode penerapan pengetahuan atau peralatan teknis
  3. mesin dan sistem yang dianggap sebagai seperangkat
  4. sekumpulan pengetahuan dari suatu masyarakat atau kebudayaan yang bersifat praktis (terapan).
Dari empat acuan tersebut, teknologi dapat diartikan sebagai sekumpulan prinsip, pengetahuan, dan cara yang dianut masyarakat mengenai penggunaan atau penerapan ilmu alam (sains) dan peralatan-peralatan yang dibuat umat manusia demi kemudahannya.
Teknologi tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia.Kita menggunakannya dalam hidup sehari-hari.Contoh teknologi yang kita gunakan itu dapat dilihat pada benda-benda di sekitar kita, misalnya radio.Radio dikembangkan oleh Guilelmo Marconi dari Italia sejak tahun 1895.Konsep radio berkembang dari teori gelombang elektromagnetik.Radio berkembang pesat setelah Perang Dunia II dan membuka kemungkinan explorasi ruang angkasa.
Tranportasi udara merupakan contoh teknologi yang membuat jarak menjadi semakin pendek.Pesawat terbang yang sukses ditemukan pada tahun 1903 oleh Wright bersaudara.Kemudian, pesawat terbang pun berkembang pesat pada masa Perang Dunia II untuk keperluan militer. Setelah Perang Dunia II, mulailah ada penerbangan pesawat komersial. Seiring dengan perkembangan zaman, pesawat dapat terbang semakin tinggi dan jauh.
Komputer juga merupakan contoh teknologi yang sangat memudahkan manusia.Pada awal dikembangkannya pada tahun 1945, komputer berukuran sebesar satu ruangan, tetapi kini komputer dapat berukuran sangat kecil dan dapat dibawa ke mana-mana.
Teknologi pada dasarnya berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia.Peradaban purba pun mengembangkan teknologi sederhana yang merupakan cikal bakal arsitektur, transportasi, komunikasi, persenjataan, dan bahkan komputasi. Bangsa dari peradaban tertua dunia sudah mengenal teknologi tinggi berabad-abad silam dalam hal membuat bangunan-bangunan besar, misalnya piramida Mesir, koloseum Romawi, Taman Gantung Babilonia, Mohenjo Daro, Tembok Raksasa Tiongkok, dan Candi Borobudur.


2.2 Peran Teknologi

Semakin canggihnya dunia teknologi, semakin canggih pula cara orang menyampaikan informasi. Dengan semaraknya media informasi seperti sekarang ini, di satu sisi memberikan kita dampak yang positif, tapi di sisi lain justru menjadi bumerang bagi keberlangsungan hidup para generasi muda.
Dengan adanya informasi yang semakin mudah didapatkan, membuat mudah pula kita mengetahui kejadian yang sangat jauh dari kehidupan kita. Untuk mengetahui keadaan Amerika hari ini, tidak usah pergi ke Amerika, atau menelpon George W Bush atau pusat informasi di Amerika, tapi dengan berbaring di atas kasur dalam kamar, sambil memegang remote control televisi, maka kita sudah tahu kejadian hari ini di Amerika. Itulah salah satu bukti canggihnya teknologi masa kini.
Tapi, maraknya kekerasan, pelecehan, hilangnya tata krama, berubah drastisnya budaya, lunturnya norma agama dan tindakan-tindakan negatif lainnya, juga tidak lepas dari peran media yang hanya mencari keuntungan, tanpa memikirkan bagaimana generasi muda.
Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat.Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Kalau dahulu kita mengenal kata pepatah “dunia tak selebar daun kelor”, sekarang pepatah itu selayaknya berganti; “dunia saat ini selebar daun kelor“, karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita berada di Indonesia.
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya.Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat.Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia.
Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat.Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.
Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat, terutama di kalangan remaja. Saya lebih menekankan dampak teknologi pada kehidupan remaja dengan alasan merekalah yang lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi, HP, ataupun internet.Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena pengaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut.Kalau dulu kita lihat para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini dapat kita saksikan para siswa berangkat sekolah dengan HP sebagai bawaan wajib mereka. Entah sebetulnya mereka benar-benar membutuhkan HP tersebut sebagai alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja sekarang, HP merupakan sarana gaul yang mutlak mereka miliki. Semakin bagus HP yang mereka punya, semakin merasa gaul dan percaya dirilah mereka (walaupun mungkin mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan fitur-fitur canggih yang mereka punya di HP mereka).
Dari mana para remaja itu memperoleh HP tersebut?
Dapat di pastikan, mereka memperolehnya dari orang tua mereka masing-masing. Para orang tua itu merasa bangga bisa memenuhi segala kebutuhan dan permintaan anaknya tanpa mereka memperhatikan dampak yang akan timbul dari apa yang mereka para orang tua berikan pada anak. Itulah ungkapan kasih sayang orang tua yang mungkin cara penyampaiannya kurang tepat. Dengan memberi anak mereka HP keluaran terbaru, misalnya, mereka merasa telah berhasil sebagai orang tua, tanpa mereka pertimbangkan, akan di gunakan untuk apa HP tersebut oleh anak-anak mereka?
Memberikan alat komunikasi seperti HP kepada anak, sesungguhnya bukan hal yang salah, karena dengan HP tersebut, mungkin orang tua berharap komunikasi dengan sang anak lebih mudah dan lancar, akan tetapi, hal tersebut menjadi boomerang ketika ternyata HP tersebut disalah gunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan juga di gunakan sebagai alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran, sehingga dengan HP tersebut berdampak negatif pada anak seperti terjadinya pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga milik orang tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa. Karena itu, orang tua hendaknya benar-benar mempertimbangkan matang-matang segala dampak yang akan timbul sebelum memutuskan untuk memberikan HP ataupun benda-benda lain yang sekiranya berdampak negatif terhadap perkembangan anaknya.
Ketika memutuskan untuk memberikan HP kepada anak, alangkah baiknya orang tua juga mengawasi dan mengarahkan anak agar anak tidak lepas kontrol dalam menggunakan HP. Tidak ada salahnya sewaktu-waktu kita memeriksa HP anak untuk mengetahui isi yang ada di dalamnya dengan meminta ijin anak terlebih dahulu. Karena dengan meminta ijin, anak akan merasa dihargai dan itu memberikan pengaruh yang besar terhadap pribadinya dan juga membentuk kesan positif dalam diri mereka tentang pribadi kita sebagai orang tua. Ketika kita dapati mungkin ada video porno di HP anak, jangan langsung bersikap menghakimi dan menghukum layaknya seorang polisi, akan tetapi alangkah baiknya kita tanyakan kepada anak darimana dia mendapat video itu dan untuk apa dia menyimpannya. Apapun jawaban anak, orang tua tidak boleh bersikap menghakimi dan menyalahkan anak, apalagi memarahi anak dan berlaku ringan tangan. Akan tetapi kita ajak anak berdiskusi/sharing mengenai hal tersebut, apa hal itu bermanfaat dan apa dampaknya bagi anak, dan jangan lupa, ketika berdiskusi, kita juga harus mendengarkan pendapat anak dan memberikan pengarahan yang tepat. Karena apapun alasannya, kekerasan tidak menyelesaikan masalah, sekali kita berlaku kasar apalagi main tangan terhadap anak kita, sesungguhnya kita telah menorehkan luka dihatinya, yang sampai kapanpun luka itu tidak akan pernah sembuh dan akan terus membekas di sanubarinya.
Selain HP, kemajuan teknologi juga di tandai dengan masuknya akses internet, internet saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat internet, mereka bisa mengakses segala informasi dari seluruh dunia.Tentu tak semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak di akses oleh remaja.Karena terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat di akses dengan mudah di dunia maya (internet).Hal ini tentu menimbulkan efek yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari yang semula mereka merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat seksualitas yang di obral di internet tanpa pengarahan serta bimbingan yang tepat dan mereka merasa penasaran bahkan mencobanya. Karena itu, tak heran jika saat ini pergaulan remaja menjadi sangat mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat terutama para orang tua.
Televisi, juga merupakan produk modernisasi yang memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan dan perubahan nilai-nilai di masyarakat.Khususnya masyarakat Bawean. Banyak orang meniru gaya hidup dari publik figur yang mereka saksikan lewat televisi. Model baju selebritis terbaru, model potongan rambut terbaru, bahkan juga tak jarang meniru tingkah laku para selebritis yang mereka lihat lewat televisi, tanpa peduli apakah gaya hidup selebritis ataupun publik figur yang mereka tiru dan mereka jadikan sebagai role model itu sesuai dengan kondisi dan situasi dimana mereka tinggal atau tidak. Hal ini juga melanda kalangan remaja, dimana memang pada masa ini adalah masa dimana mereka para remaja mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja, serta menjadikan role modelnya itu sebagai identitasnya. Tak heran jika kita dapati banyak para remaja di daerah-daerah meniru gaya para selebritis idola mereka, dari mulai gaya rambut, gaya berbusana, bahkan gaya pacaran para artis yang mereka saksikan lewat televisi.
Menurut para ahli psikologi masa remaja merupakan masa yang paling rentan dalam perkembangan kejiwaan anak. Pada usia remaja ini, anak telah meninggalkan usia kanak-kanak dimana mereka tidak dapat disebut lagi sebagai anak kecil, tapi juga belum bisa di terima dalam kelompok orang dewasa. Pada masa ini anak telah mulai mencari-cari siapa dirinya sebenarnya (looking for identity/Identity formation), berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis (minat seksual). Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, dan bisa saja dalam proses pencarian jati diri itu remaja tersebut melalui jalan yang benar atau jalan yang salah. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas, dan itu akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadiannya dimasa yang akan datang. Itulah kenapa, masa remaja adalah masa yang paling rawan terhadap pengaruh yang datang dari luar.Baik pengaruh positif ataupun pengaruh negatif, disinilah peran sebagai orang tua di butuhkan untuk dapat membimbing dan mengarahkan anak remaja agar tidak kehilangan kontrol dirinya (self control).
Seyogyanya pula sebagai orang tua, selalu memantau perkembangan anak, dengan tanpa mengekang kreatifitas ataupun dunia anak.Karena anak memiliki dunianya sendiri, dimana mereka tinggal dengan segala imajinasi dan juga teman-teman yang mereka miliki.Tugas orang tua lah mendidik dan mengarahkan agar nanti dunia anak kita tidak hanya menjadi dunia yang dipenuhi dengan kegelapan, tapi juga dunia yang diwarnai dengan keceriaan dan kebahagiaan serta dunia dimana mereka menilai citra dirinya (image of self) secara positif dan memiliki rasa percaya diri (self esteem).

Sekarang ini, akibat produk modernisasi seperti televisi, HP ataupun internet, kita dapat melihat bahwa tak ada bedanya gaya hidup masyarakat kota dengan masyarakat desa. Budaya barat yang dahulu hanya di adaptasi dan di tiru oleh masyarakat kota, dengan adanya kemajuan teknologi juga telah melanda masyarakat di pedesaan. Budaya tolong menolong yang dahulu lekat dengan masyarakat desa, lambat laun berkurang meski tidak hilang sama sekali, berganti dengan budaya individualistik. Budaya santun dan lugu yang juga menjadi ciri khas masyarakat pedesaan perlahan mulai pudar dan berganti dengan budaya urakan yang dengan bangga mereka sebut dengan istilah gaul.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita hindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai pekerti yang luhur. Bagaimanapun, sebagai anggota masyarakat, dan terutama sebagai orang tua, kita harus melakukan suatu tindakan representative dan preventif, agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap anak-anak kita khususnya kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi penerus perjuangan kita membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya di masa yang akan datang.

2.3 Peranan Teknologi Bagi Generasi Yang Berkarakter

Perkambangan dalam peningkatan pembelajaran akan mengalami perubahan dalam pembelajaran apapun. Dibutuhkan alternative pendidikan yang tepat untuk mengatasi pesatnya kemajuan pembelajaran yang saat ini sedang berjalan dalam perkembangan masyarakat, apalagi pembelajaran yang berbasisi TIK jangan sampai melunturkan karakter generasi. Pendidikan berkarakter adala cara berpikir dan berperilaku yang menjadi cirri khas individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingukungan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara ( Nana Sudjana, 2004) Individu yang berkarakter baik adalah yang b isa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat, sekalipun diikuti molek perkembangan pembelajaran TIK yang sangat pesat dan cepat bwerkembang dalam masyarakat.
Dalam pendidikan anak usia dino sekalipun diberi bekal perkembangan model pembelajaran yang berbasisi TIK maka tidak akan terlepas dengan pendidikan karakter bagi generasi , Perkembangan pembelajaran TIK sangatlah cepat merampah pada anak dan masyarakatm maka pendidikan karakter sangat berpetran. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitif), aspek perasaan (feeling) dan tindakan ( action ) menurut tomas Licona tanpa ketiga aspek itu maka pendidikan tidak akan afektif ( Mohamad Toha, 2001) Dengan keseimbangan yang demikian maka sekalipun terjadi perubahan dalam pembelajaran akan mudah menyesuaikan keadaan. Perubahan dalam pembelajaran yang adan diataranya
  1. Pembelajaran terpusat pada Siswa
  2. Pembelajaran mengarah pada pemecahan masalah Pembelajaran Aktif.
  3. Pembelajaran berbasis proyek.
Dengan demikian perkembangan pembelajaran apapun akan terasa efektifitas pembelajaran yang ada yang meliputi:


Efektifitas Pembelajaran ,
Efektif 30% yang meliputi :
  1. Guru yang baik
  2. Fasilitas pendidikan yang baik
  3. Bahan ajar yang bermutu baik
  4. Adanya kemauan dari siswa
Efektif 50%
  1. Laboratorium
  2. Alat peraga
Efektif 90%
  1. Multimedia
  2. Simulasi Interaktif
Efektif 100%? Kemampuan Memori Memahami Pengetahuan10 % Membaca 20 % Mendengar 30 % Melihat50 % Melihat & Mendengar80 % Berbicara90 % Berbicara dan melakukan (interaktif)
Media pembelajaran apapun harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak yang bersangkutan Media PembelajaranSegala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap), serta dapat merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali. Maka dengan perkembangan karakter anak uang seimbang maka prran TIK dalam pengembanagn pembejatan akan terasa nyaman dan bisa terikuti dengan baik dan peran TIK dapat dirasakan. Peran TIK dalam Pembelajaran tidak terlepas dari pengertian TIK itu sendiri.
Pengertian TIK Teknologi; cara mensinergikan peralatan yang digunakan (hardw/softw), supaya mampu dimanfaaatkan maksimalInformasi ; text, grafik, gambar, audio, video, animasi yang mampu memberikan makna bagi orang lain.Komunikasi; hubungan satu dengan lainnya untuk saling bertukar data dan informasiKomputer; suatu peralatan (hardware/ Software) yang digunakan untuk mengelola konten informasiKonten; informasi seperti; text, grafik, gambar, audio, video, animasi yang mampu memberikan makna bagi orang lain.Potensi TIK Dalam PembelajaranSearching; search engineCollecting, MP3, garfik, animasi, videoCreating, membuat web, membuat gameSharing, web pages, blog Communicating, e-mail, IM, chatCoordinating, workgroups, mailing listMeeting, forum, chatroom Socializing, beragam kelompok sosial on lineEvaluating, on line test, on line advisorBuying-Selling on lineGaming, game on lineLearning, jurnal on line, riset on lin
Dengan perkembangan pembelajaran yang berbasisi TIK yang begitu banyak model , nama , jaringan dan sebaganya maka akan tidak terjadi penyalahgunaan perkembengan pembelajaran yang berbasisi TIK maka perlu menciptakan kualitas peserta didik , khususnya anak usia dini kearah masyarakay yang berkualitas karakter. Cara yang paling mudah menciptakan adalah untuk peserta didk yang paling bawah maka perlu dicipakan keteladanan dan pendidiksn karakter, untuk memberikan teladan dalam berbuat kebaikan yang akhirnya membuat mereka akan berkarakter baiak sebagai wujud teladan dan ketaatan ( Rosmali , 2008) sedangkan pada anak – anak yang belum dewasa pendidikan karakter adalah solusi yang mujarab untuk mengubah perilaku negative ke positif ( Umar , 2999)
Maka dengan kesiapan jiwa yang berkarater maka generasi muda akan mudah menerima keunggulan – keunggual pembelajaran berbaisi TIK.
Keungulan –keunggulan itu akan akan mapu meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik itu sendiri. Keunggulan Multimedia PembelajaranMemperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan di sekolah, seperti gunung, laut, gajah, dllMenyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, berkembangnya bunga, dllMenyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang, matahari,salju, dllMenyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapiMeningkatkan daya tarik siswaKomponen MultimediTeksFotoGambarAudioVideoAnimasiGambar DiamMenampilkan satu objek tunggalMemberi kesempatan audience utk mengamati lebih lamaBisa menunjukkan hubungan skematik atau strukturGambar BergeraVisualisasi prosesMembawa audience untuk memperhatikan sesuatu detilMenunjukkan hubungan antar objekAnimasiMemvisualisasikan gagasan/khayalanMenghidupkan sesuatu yang mati, diamMenyederhanakan proses yang rumit, sulitMenggantikan atau menirukan benda sebenarnyaMempercepat atau memperlambatSimulasiMenunjukkan sebab akibatVirtual laboratoriumTeksMenyederhanakan konsep yang rumitPerlu kesamaan, kesepakatan persepsi/budayaSuara, Musik, FXMendukung gambarMenyampaikan pesan verbal Membangun emosi
Pengertian Lab. MultimediaMerupakan fungsional laboratorium (tempat praktikum) yang mampu memfasilitasi beberapa aktivitas praktikum sekolah dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Yang dimaksud beberapa aktivitas praktikum sekolah adalah aktivitas praktikum yang tidak dapat dilayani oleh laboratorium konvensional (Lab. Bahasa, Lab. IPA, dan Lab. Komputer), tetapi dapat dilayani oleh Laboratorium Multimedia dengan menggunakan teknologi multimedia dan simulasi komputerLayanan Lab. MultimediaInteraksi antara Guru-Murid dan Murid-murid penayangan Video Pembelajaran Latihan Mata Pelajaran Interaktif (online) Simulasi Kasus berbasis multimedia
Dengan kesiapan jiwa anak peserta didik dalam menerima perkembangan pembelajaran nyang berbasis TIK akan mempermudah pemahamannya.Penggunaan information and communication Teknologi ( ICT) hendaknya sesuai dengan kapasitas usia peserta didik sesuai dengan perkembangan spikologisnya. Berdasarkan kenyataan bahwa pada dasarnya pengaruh tehnologi terhadap peserta didik memang sangatlah mudah berkembang maka perlu pendidikan berkarakter agas bisa membantu proses pembelajaran sesuai dengan umur peserta didk. Apaun yang berkaitan den gan model pembelajaran yang berdasarkan TIK sangatlah beperan dalam kelangsungan hidup masa mendatang. , Kecerdasan inteletual bukanlah sebab mendasar dalam membangun peradapan, karena peradapan sangat mempengaruhi kepemanfaatan dari perkembangan pembelajaran yang berbasisi TIK untuk memaksimalkan dan membangun peradapan maka satu-satunya alas an yang rasional dan universal adalah factor character. perab yang mendasa character dalam membangun peradapan juga dibuktikan oleh empiris, karena kenyataan bahwa dimana saja masyarakat yang berkualitas baik, mereka dapat membuktikan penciptaan peradapan yang memang sebagai fakta sejarah ( Syamsudin, 1999). Masyarakat atau peserta didik dalam menerima perkembangan TIK yang sesuai dengan perkembanagn spikologis jiwa anak atau peserta didik maka manfaat dan guna dari model pembelajaran TIK yang berkembang sangat cepat di dalam masyarakat. Hal ini akan mempermudah dalam mengunakan model perkembangan pembelajaran yang berbasisi TIK. Dengan analisis yang universal bahwa peran dan pengaruh dari model pembelajaran yang berbasisi TIK bisa mameanfaatkan perkembangan pembelajaran yang berbasis TIK sesuai de3ngan kebutuhannya.


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

  1. Teknologi adalah alat-alat yang dibuat atau dirancang oleh manusia yang bertujuan untuk memudahkan kegiatan-kegiatan manusia.
  2. Pengertian Teknologi Komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi memfasilitasi komunikasi atar individu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik di lokasi yang sama. Teknologi komunikasi dapat berupa telepon, telex, fax, radio, televisi, e-mail, dan lain-lain.
  3. Dampak positif dari kemajuan teknologi , antara lain :
o Internet sebagai media komunikasi
o Media pertukaran data
o Media untuk mencari informasi atau data
o Fungsi komunitas
o Mempermudah proses pembelajaran
o Mempermudah komunikasi untu menyambung silaturahmi
o Sarana untuk hiburan
o Kebutuhan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan.
o Siswa tidak gagap teknologi
  1. Dampak negatif kemajuan teknologi komunikasi adalah pornografi, penipuan, carding, perjudian, mengurangi sifat social manusia, bisa membuat seseorang kecanduan, dan penggunaan tidak sesuai kondisi.
3.2 Saran
  1. Diharapkan kepada masyarakat pada umumnya dan remaja khususnya untuk menggunakan nalar dan pikirannya dalam memanfaatkan teknologi, menggunakan teknologi seperlunya dan penggunaannya sesuai dengan kondisi agar beragam dampak buruk dari teknologi tidak terjadi.
  2. Kepada seluruh pembaca kiranya memberikan kritikan yang bersifat membangun sehingga apa yang kita harapkan dari isi tulisan ini dapat berguna bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kamis, 13 November 2014

Tugas Ilmu Pengantar Komputer & Praktikum B (Ms.Excell - Database Penjualan Peralatan Kantor)

Nama: Muhammad Abdurrasyid
NPM : 16314211

Universitas Gunadarma
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Sipil

Kelas : 1TA03
Mata Kuliah : Pengantar Komputer & Praktikum B
Dosen : Ega Hegarini
 

Minggu, 09 November 2014

Tugas Ilmu Sosial Dasar "Peran Keluarga Dalam Membangun Manusia Indonesia yang Berkarakter


            Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah ”Ilmu Sosial Dasar” ini yang bertemakan Peran Keluarga Dalam Membangun Manusia Indonesia yang Berkarakter ini tepat pada waktunya.

            Dalam menyusun makalah  ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai sumber media termasuk internet serta buku yang terkait dengan judul makalah yang penulis ambil.
            penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Saya  berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca.                
  

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di semua masyarakat yang pernah dikenal, hampir semua orang hidup terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut hubungan peran (role relations). Seseorang disadarkan akan adanya hubungan peran tersebut karena proses sosialisasi yang sudah berangsung sejak masa kanak-kanak, yaitu suatu proses dimana ia belajar mengetahui apa yang dikehendaki oleh anggota keluarga lain daripadanya, yang akhirnya menimbulkan kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki.(Goode, 1983)
Anak-anak memiliki dunianya sendiri. Hal iu ditandai dengan banyaknya gerak, penuh semangat, suka bermain pada setiap tempat dan waktu,tidak mudah letih, dan cepat bosan. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan selalu ingin mencoba segala hal yang dianggapnya baru. Anak-anak hidup dan berpikir untuk saat ini, sehingga ia tidak memikirkan masa lalu yang jauh dan tidak pula masa depan yang tidak diketahuinya. Oleh sebab itu, seharusnya orang tua dapat menjadikan realitas masa sekarang sebagai titik tolak dan metode pembelajaran bagi anak.(Zurayk, 1997)
Perkembangan karakter seorang anak dipengaruhi oleh perlakuan keluarga terhadapnya. Karakter seseorang terbentuk sejak dini, dalam hal ini peran keluarga tentu sangat berpengaruh. “Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Bagi setiap orang keluarga (suami, istri, dan anak-anak) mempunyai proses sosialisasinya untuk dapat memahami, menghayati budaya yang berlaku dalam masyarakatnya.” (Mudjijono, et al., 1995)
Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Pendidikan dasar wajib dimiliki tidak hanya oleh masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih dihormati karena dianggap berada strata sosial yang tinggi. Kualitas seseorang dilihat dari bagaimana dia dapat menempatkan dirinya dalam berbagai situasi.
“Manusia Indonesia yang berkualitas hanya akan lahir dari renaja yang berkualitas, remaja yang berkualitas hanya akan tumbuh dari anak yang berkualitas.” (TOR dalam Mudjijono,et al., 1995). Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran penting dalam hal pembentukan karakter individu. Keluarga menjadi begitu penting karena melalui keluarga inilah kehidupan seseorang terbentuk.
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses  sosialisasi. Dalam keluarga, seorang anak belajar bersosialisasi, memahami, menghayati, dan merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka acuan di setiap tindakannya dalam menjalani kehidupan.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan moral dalam keluarga mulai luntur. Arus globalisasi menyerang di segala aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota tetapi juga masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran kelurga sangat besar sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang dilahirkan.

1.2 Rumusan masalah
1. Fungsi keluarga
2. Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Moral Anak
3. Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan karakter Anak
4. Peran Keluarga

1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan mengenai fungsi keluarga.
2. Menjelaskan mengenai pengaruh keluarga terhadap perkembangan karakter seorang anak.
3. Peran keluarga untuk membangun karakter anak

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada mahasiswa untuk menambah wawasan dan pemahaman peranan keluarga untuk membangun seorang manusia yang karakter.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI KELUARGA
Menurut Munandar (1985), pengertian keluarga dapat dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai keluarga inti yang merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-anak mereka. Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT, keluarga komplek, atau keluarga Indonesia.
keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapat pengaruh, karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertinggiyang bersifat informal dan kodrat. Pada keluarga inilah anak mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah perkembangannya.
Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang. Selain sebagai tempat berlindung, keluarga juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1.       Mempersiapkan anak-anak bertingkah laku sesuai dengan niai-nilai dan norma-norma aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada (sosialisasi).
2.       Mengusahakan tersekenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi), sehingga keluarga sering disebut unit produksi.
3.       Melindungi anggota keluarga yang tidak produksi lagi (jompo).
4.       Meneruskan keturunan (reproduksi).
Menurut Kingslet Davis menyebutkan bahwa fungsi keluarga ialah sebagai berikut :
1.       Reproduction, yaitu menggantikan apa yang telah habis atau hilang untuk kelestarian sistem sosial yang bersangkutan.
2.       Maintenance, yaitu perawatan dan pengasuhan anak hingga mereka mampu berdiri sendiri.
3.       Placement, memberi posisi sosial kepada setiap anggotanya, baik itu posisi sebagai kepala rumah tangga maupun anggota rumah tangga, atau pun posisi-posisi lainnya.
4.       Sosialization, pendidikan serta pewarisan nilai-nilai sosial sehingga anak-anak kemudian dapat diterima dengan wajar sebagai anggota masyarakat.
5.       Economics, mencukupi kebutuhan akan barang dan jasa dengan jalan produksi, distribusi, dan konsumsi yang dilakukan di antara anggota keluarga.
6.       Care of the ages, perawatan bagi anggota keluarga yang telah lanjut usianya.
7.       Political center, memberikan posisi politik dalam masyarakat tempat tinggal.
8.       Physical protection, memberikan perlindungan fisik terutama berupa sandang, pangan, dan perumahan bagi anggotanya.

Bila seorang anak dibesarkan pada keluarga pembunuh, maka ia akan menjadi pembunuh. Bila seorang anak dibesarkan melalui cara-cara kasar, maka ia akan menjadi pemberontak. Akan tetapi, bila seorang anak dibesarkan pada keluarga yang penuh cinta kasih sayang, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi cemerlang yang memilki budi pekerti luhur. Keluarga sebagai tempat bernaung, merupakan wadah penempaan karakter individu.
Pada masa sekarang ini, pengaruh keluarga mulai melemah karena terjadi perubahan sosial, politik, dan budaya. Keadaan ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya anak dari kekuasaan orang tua. Keluarga telah kehilangan fungsinya dalam pendidikan. Tidak seperti fungsi keluarga pada masa lalu yang merupakan kesatuan produktif sekaligus konsumtif. Ketika kebijakan ekonomi pada zaman modern sekarang ini mendasarkan pada aturan pembagian kerja yang terspesialisasi secara lebih ketat, maka sebagian tanggung jawab keluarga beralih kepada orang-orang yang menggeluti profesi tertentu.
Uraian tersebut cukup menjelaskan apa arti keluarga yang sesungguhnya. Keluarga bukan hanya wadah untuk tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Lebih dari itu, keluarga merupakan wahana awal pembentukan moral serta penempaan karakter manusia. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam menjalani hidup bergantung pada berhasil atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan ajaran moral kehidupan. Keluarga lebih dari sekedar pelestarian tradisi, kelurga bukan hanya menyangkut hubungan orang tua dengan anak, keluarga merupakan wadah mencurahkan segala inspirasi. Keluarga menjadi tempat pencurahan segala keluh kesah. Keluarga merupakan suatu jalinan cinta kasih yang tidak akan pernah terputus.

2.2 Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Moral Anak
Papalia dan Old (1987) dalam Hawadi (2001) membagi masa kanak-kanak dalam lima tahap :
1.        Masa Prenatal, yaitu diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir.
2.        Masa Bayi dan Tatih, yaitu saat usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, di atas usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, di atas usia 18 bulan sampai tiga tahun merupakan masa tatih. Saat tatih inilah, anak-anak menuju pada penguasaan bahasa dan motorik serta kemandirian.
3.        Masa kanak-kanak pertama, yaitu rentang usia 3-6 tahun, masa ini dikenal juga dengan masa prasekolah.
4.        Masa kanak-kanak kedua, yaitu usia 6-12 tahun, dikenal pula sebagai masa sekolah. Anak-anak telah mampu menerima pendidikan formal dan menyerap berbagai hal yang ada di lingkungannya.
5.        Masa remaja, yaitu rentang usia 12-18 tahun. Saat anak mencari identitas dirinya dan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari kungkungan orang tua.
Anak-anak sering bertanya tentang banyak hal, baik yang berhubungan dengan hal-hal yang faktual maupun yang fiktif. Pertanyaan-pertanyaan ini, bagi anak-anak, merupakan ekspresi dari rasa ingin tahu dan menyibak keraguannya, sehingga anak tersebut terdorong untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini merupakan kebutuhan psikis alamiah yang dinamakan dengan istilah “cinta meneliti.”(Zurayk, 1997)
Cinta meneliti ini merupakan salah satu pertanda anak yang cerdas. Anak cerdas selalu ingin tahu dan terangsang untuk memcahkan masalah yang baru ditemukannya. Dengan begitu, ia dapat mencoba hal-hal baru dan menciptakan produk-produk pemikiran bagi dirinya sendiri. Gardner (2005) dalam Amstrong (2005), mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya.
Anak-anak mulai berpikir kritis dimulai ketika mereka menuju pada panguasaan bahasa dan motorik serta kemandirian, yaitu pada masa tatih (diatas 18 bulan). Pada masa ini anak-anak mulai mengenal bahasa dan tertarik untuk mempelajarinya. Berbagai pertanyaan kritis mulai terlontar.
Seiring dengan pertanyaan yang keluar dari bibir mungil seorang anak, disinilah peran orang tua bermain. Orang tua dapat menjawab segala pertanyaan anak dengan jawaban yang sebenarnya atau jawaban fiksi yang merupakan karangan orang tua. Orang tua dituntut untuk dapat memberi jawaban yang dapat memuaskan hati seorang anak, sekalipun jawaban itu dirasanya sangat sulit dipahami oleh anak karena pertanyaannya yang bersifat sensitif. Berawal dari pertanyaan-pertanyaan dari seorang anak, pendidikan mengenani moral dan budi pekerti dapat ditanamkan.
Penanaman moral pada diri seorang anak berawal dari lingkungan keluarga. Pengaruh keluarga dalam penempaan karakter anak sangalah besar. Dalam sebuah keluarga, seorang anak diasuh, diajarkan bebagai macam hal, diberi pendidikan mengenai budi pekerti serta budaya. Setiap orang tua yang memiliki anak tentunya ingin anaknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia cerdas yang memiliki budi pekerti baik agar dapat menjaga nama baik keluarga.
Anak bukan lah orang dewasa, ia memiliki sifat-sifat yang khas. Seorang anak melihat, mendengar, berperasaan, dan berpikir dengan bentuk yang khas, namun tidak keluar dari logika dan perasaan yang sehat. Misalnya, anak-anak itu melihat, mendengar, dan berperasaan sebagaimana orang tua melihat, mendengar, berperasaan, dan berpikir. Karena itu, orang tua seharusnya mempergauli anak-anak berdasarkan pada anggapan bahwa dia adalah anak-anak. Sebagaimana dikatakan, “Pemuda tidak akan menjadi pemuda yang sebenarnya selama masa kanak-kanaknya tidak menjadi anak-anak yang sebenarnya.”
 Keluarga memberikan pengaruh pada pembentukan budi luhur bagi seorang anak. Salah satu ciri anak yang berbudi luhur adalah selalu menunjukkan sikap sopan dan hormatnya pada orang tua. Budi luhur yang melekat pada setiap orang bukan datang dengan sendirinya, melainkan harus diciptakan. Terutama dalam keluarga dan bukan merupakan keturunan. Dengan kata lain, budi luhur tidak merupakan keturunan melainkan merupakan produk pendidikan dalam keluarga, merupakan perpaduan antara akal. Kehendak, dan rasa.
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran nilai-nilai kebudayaan pada masyarakat. Siaran-siaran televisi kembali menjadi salah satu faktor penyebab lunturnya nilai-nilai tersebut. Hadirnya televisi telah merebut perhatian anak terhadap orang tua. Anak seringkali mengabaikan nasihat yang diberikan oleh orang tua dengan alasan nasihat tersebut terkesan kuno. Dalam kondisi demikian, seorang anak tidak mengetahui yang sebenarnya mengenai nilai-nilai yang seharusnya diberikan orang tua kepada anaknya.
Pada masa sekarang, intensitas bertemu antara anak dengan orang tua sangatlah sempit. Oleh karena itu, orang tua harus mampu membagi waktu dengan baik dan mencari saat-saat yang tepat untuk menyelipkan pelajaran mengenai budi pekerti luhur. Pada saat makan malam misalnya, atau pada saat menonton televisi bersama, sambil membimbing.
Kejujuran merupakan hal terpenting bagi individu dalam menjalani hidup, dan tahap awal penanaman sikap jujur dimulai dari keluarga. Penanaman sikap jujur dalam keluarga dapat dimulai dari perilaku orang  tua yang selalu bersikap dan berkata jujur. Dengan begitu, maka akan lebih mudah bagi seorang anak menanamkan sikap jujur pada dirinya karena tidak pernah merasa dibohongi. Dalam suatu keluarga, tidak dapat dipungkiri bahwa sesekali seorang anggotanya melakukan suatu kebohongan. Seseorang melakukan suatu kebohongan biasanya disebabkan oleh rasa takut karena dianggap melakukan kesalahan atau sedang menyembunyikan sesuatu. Dalam banyak hal, sebaiknya orang tua mendengarkan pendapat anaknya, karena bagaimana pun komunikasi dalam keluarga harus tetap berlangsung dengan baik

2.3 Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan karakter Anak
lingkungan sosial yang pertama yang dikenal individu sejak lahir adalah keluarga. ibu, ayah dan anggota keluarga lainnya merupakan lingkungan social yang secara langsung berhubungan dengan individu. sosialisasi yang dialami individu secara intensif berlangsung dalan keluarga. pengenalan nilai, norma dan kebisaan untuk pertama kali diterima dari keluarga. pengaruh sosialisasi dan enkulturasi yang berasal dari keluarga sangat besar bagi pembentukan dan perkembangan individu.
kebiasaan kebiasaan baik yang positif maupun yang berlangsung lama danterbuka dalam lingkungan keluarga dapat tertanam secara kuatpada kepribadian seseorang. kebiasaan tidur dan bangun cepat atau terlambat, kebiasaan menggosonk gigi, kebiasaan menyisir rambut dan berpakaian rapi atau tida, yang terbawa dalam kepribadian seseorang, berlangsung dalam keluarga. pada masa lamapau pelajaran agamapun dilakukan dalam lingkuangan ini.
selanjutnya keadaan keluarga sebagai suatu bentuk lingkungan sosial termasuk besar kecilnya keluarga, keharmonisan keluarga, perlakuan ayah ibu terhadap seorang anak, sangat mempengaruhi pembentukan dan perkemabang kepribadian seorang anak. dalam menanamkan disilipin, nilai, norama, kebiasaan dasar, keluarga sanagt besar perannya.
fungsi keluarga sebagai sarana pewarisan budaya dapat berkurang apabila hubungan orang tua dengan anak tidak lagi mendalam karena berbagai tuntunan dan kebutuhan hidup. peranan keluarga dalam pembinaan kepribadian anak menjadi sangat mundur. tugas keluarga memberikan dasar pendidikan dan kebiasaan menjadi sangat dangkal. akibatnya perkembangan kepribadiaan anak menjadi lebih terpengaruh oleh hal hal yang negative.
dewasa ini penanaman kebiasaan yang baik, penanaman nilai, dan norma, penanaman disiplin dan lain lainnya melalui orang tua menjadi sanagt lemah. bahkan pada beberapa keluarga terdapat kecenderungan merosotnya wibawa orang tua terhadap anak-anaknya. dengan sendirinya peranan orang tua sebagai sarana pewarisan budaya akan menurun. hal itu antara lain juga disebabkan anatara lain oleh kesibukan orang tua di luar rumah sehingga hubungan dengan anak menjadi kurang mendalam.
selain itu motivasi juga bisa diberikan dari orang tua kepada kepada anan-anak mereka. motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang di berikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikan rupa, sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotifasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.
2.4 Peran Keluarga
Keluarga bagi seorang anak merupakan lembaga pendidikan non formal pertama, di mana mereka hidup, berkembang, dan matang. Di dalam sebuah keluarga, seorang anak pertama kali diajarkan pada pendidikan. Dari pendidikan dalam keluarga tersebut anak mendapatkan pengalaman, kebiasaan, ketrampilan berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan.
Menurut Effendi (1995) keluarga memiliki peranan utama didalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yan berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan moral dalam keluarga perlu ditanamkan pada sejak dini pada setiap individu. Walau bagaimana pun, selain tingkat pendidikan, moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembangunan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa. Keluarga, kembali mengmbil peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Berbagai aspek pembangunan suatu bangsa, tidak dapat lepas dari berbgai aspek yang saling mendukung, salah satunya sumber daya manusia. Terlihat pada garis-garis besar haluan negara bahwa penduduk merupakan sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional. Hal ini pun tidak dapat terlepas dari peran serta keluarga sebagai pembentuk karakter dan  moral individu sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik tentunya memerlukan berbagai macam cara. Salah satu diantanya adalah melalui pendidikan. Pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan moral dalam keluarga merupakan salah satunya.
Walaupun memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi rendah dalam hal moralitas, individu tidak akan berarti dimata siapa pun. Pendidikan moral dimulai dari sebuah keluarga yamng menanamkan budi pekerti luhur dala setiap interaksinya. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari keluarganya. Bukan hanya keluarga mampu dari segi materi, yang dapat meningkatkan kualitas individunya melalui tambahan-tambahan materi pembelajaran di luar bangku sekolah. Akan tetapi, keluarga sederhana di desa pun dapat menjamin kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya dan keluhuran budi pekerti merupakan hasil tempaan orang tua.
Sayangnya, banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana cara mendidik anak yang baik bagi pertumbuhan optimal anak. Akibatnya, anak pun tumbuh tidak sebagaimana yang diharapkan.
Dari semua penjelasan diatas perlu untuk diketahui bahwa mendidik anak baik dalam hal penerapan pola asuh, pendidikan dan juga dalam memahami anak, sangatlah wajib hukumnya untuk diketahui bagi ayah/bunda.



BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil yang di dalamnya dapat terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang masing-masing memiliki peran. Anak merupakan buah dari keluarga bahagia. Anak-anak memiliki pemikiran kritis akan banyak hal dimulai ketika ia mulai mengenal bahasa.
Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari mulut seorang anak sebaiknya dijawab dengan jawaban yang jujur dan dapat memuaskan hati anak. Pendidikan moral dan kejujuran bagi seorang anak berawal dari kelurga, melalui orang tua. Hal ini yang dapat membentuk karakter anak di masa depan.

SARAN
Orang tua atau keluarga merupakan panutan bagi anak-anaknya, untuk itu sebaiknya orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Orang tua juga harus membuka diri terhadap perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Anak-anak memiliki pemikiran yang kritis terhadap sesuatu yang baru. Bila orang tua tidak membuka diri terhadap perkembangan yang ada, kelak akan menuai kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari anak. Pada akhirnya berbuah kebohongan dan secara tidak langsung menanamkannya pada anak.


Daftar Pusataka

http://lemonanew.blogspot.com/
http://tugasisdkedua.blogspot.com/
http://wimelimonica.wordpress.com/peran-keluarga-terhadap-perkembangan-karakter-anak/
http://agilkusumo.wordpress.com/2014/11/02/ilmu-sosial-dasar-peran-keluarga-dalam-membangun-manusia-indonesia-yang-berkarakter/
http://unsurbudaya4ka38.blogspot.com/2013/10/peran-keluarga-dalam-pembentukan.html
http://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/peran-fungsi-keluarga-dalam-membangun-moral-bangsa/
http://www.slideshare.net/AdeRifaiKolot/pengaruh-keluarga-terhadap-perkembangan-anak
http://indonesiana.tempo.co/read/14511/2014/05/06/diananthie2014/pengaruh-pola-asuh-keluarga-pada-pembentukan-karakter-anak
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2887/2570